Refleksi Hari Kartini: Pendidikan, Inti Pembahasan Kajian HIMA ILHA

E-Pamflet Refleksi Hari Kartini


Cirebon, HimaIlhaNews. Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Hadis (HIMA-ILHA)  Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon Adakan Kajian refleksi hari Kartini.

Kajian refleksi yang diadakan oleh Divisi Kajian dan Keilmuan ini bertemakan "Memaknai Gerakan Emansipasi Wanita di masa Kartini" berlangsung di WhatsApp Group. Sabtu, (25/4/2020)

Kartini adalah sosok perempuan yang tangguh, cerdas, dan berbudi pekerti yang baik pada masanya, Kata Miftahul Ulum sebagai Ketua Bidang Kajian dan Keilmuan.

"Karena, beliau mampu menciptakan gagasan perjuangan untuk mengubah kondisi kaum perempuan yang selalu menjadi terbelakang", ujarnya.

Ia berharap, semoga perempuan zaman sekarang mampu lebih  mengembangkan potensi dalam dirinya dan bisa menggapai apa yang menjadi cita-citanya", Pungkas Ulum.

"Sebagai perempuan harus belajar bagaimana kartini jadi pendiri (founder) terdepan mengedepankan wanita", Ucap Siti Rohmah selaku moderator.

Dengan itu, Kartini dan tokoh perempuan-perempuan yang hebat lainnya mampu mendobrak budaya yang selama ini mereka anut yaitu penindasan terhadap kaum perempuan (patriarki).

Tika Ifrida Takayasa selaku pemateri kajian refleksi Kartini mengatakan, R.A Kartini merupakan salah satu dari banyaknya pahlawan perempuan di Indonesia yang memperjuangkan pendidikan untuk perempuan.

"Dulu tidak semua perempuan dapat mengakses pendidikan. Perempuan di subordinasi, ditempatkan dikelas kedua setelah laki-laki", Ucapnya.

Ia melanjutkan, Setelah adanya perjuangan dari para tokoh perempuan hebat di Indonesia salah satunya R.A Kartini yang melawan adat dan budaya yang tidak adil salah satunya dalam bidang pendidikan.

"Pendidikan merupakan alat untuk mengangkat derajat perempuan dan menyadarkan masyarakat tentang pentingnya peran perempuan dalam membangun peradaban. karena sejatinya bukan hanya laki-laki yang harus berpendidikan tinggi", Tutur Tika.

Menurutnya, Walaupun sekarang bentuk patriarki bukan hanya realita namun di sosial media juga sudah banyak yang menyajikan bahwa perempuan pro dipoligamilah, perempuan bekerja ditempat yang lebih rendah ketimbang laki-laki.

"Semua bisa kita atasi. Tetapi, balik lagi ke individunya apalagi mengingat jatah pendidikan antara laki-laki dan perempuan itu sudah sama. Cuma ada beberapa orang yang belum memaksimalkan kesempatan itu, Imbuhnya.

Dengan itu, Akhirnya perempuan bisa mendapatkan akses pendidikan walaupun masih terlihat banyak ketimpangan didalamnya.

Rizki Maulana selaku Ketua HIMA ILHA menyampaikan, Dengan mengadakan refleksi hari Kartini dengan mengangkat gender. Seharusnya sadar bahwa bagaimanapun perempuan bisa setara dengan laki-laki dalam hal pendidikan, politik, pekerjaan dan lain-lain.

"Bagi perempuan jangan merasa dirinya rendah dimata laki laki, perempuan berhak mengenyam pendidikan yang setara dengan laki-laki", Katanya.

Sementara itu, Rizki ucapkan terimakasih atas partisipasi kawan-kawan semua. Dari IAIN Senja Cirebon, UNWAHAS, UIN Banten, IAIN Purwokerto, UIN Alauddin Makasar, IAIN Kediri, IAIN Kudus, STAI Al-Qudwah Depok, Univertas Singaperbangsa,  PP. Miftahul Huda, MAN 2 Cirebon, Komunitas Rumah Baca Asap, dan beberapa kampus/pondok pesantren yang tidak bisa sebutkan satu persatu.

Ia mengaku, mohon maaf apabila dalam penyelenggaraan kajian refleksi ini masih banyak kekurangan. Sebagai intropeksi HIMA ILHA memperbaiki untuk kedepannya lebih baik lagi.


Nur Azizah
Editor: Khumaedi NZ
*ZonaGrafis HIMA ILHA
*Hubungan Komunikasi dan Informasi


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.