HIMA-ILHA Mengadakan Buka Bersama, Khotmil Qur'an dan Santunan Anak Yatim

Cirebon, HIMA-ILHA News, Himpunan Mahasiswa Ilmu Hadis (HIMA-ILHA) Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon mengadakan Buka Bersama, Doa Khotmil Qur'an, dan Santunan Anak Yatim dengan mengusung tema “Meraih Keberkahan Nuzulul Qur’an Untuk Menjunjung Nilai Sosial Kemasyarakatan” berlangsung di Yayasan Fathul Bary Kalimeang Kecamatan Karang Sembung Kabupaten Cirebon. Selasa (20/04/2021) 

Acara ini dihadiri oleh Ketua Yayasan Fathul Bary Kalimeang, yaitu KH. Ahmad Taufik Bukhori beserta jajarannya, Ketua PAC IPNU-IPPNU Kalimeang beserta jajarannya, Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Hadis (HIMA-ILHA) periode 2021-2022, yaitu Muhammad Fairuz beserta jajarannya, Santri beserta Walisantri, dan Demisioner Himpunan Mahasiswa Ilmu Hadis (HIMA-ILHA) yang menjadi Narasumber dalam kegiatan Sosialisasi Jurusan Ilmu Hadis pada Masyarakat.

Dalam Prakatanya, Ketua Pelaksana kegiatan ini mengucapkan beribu-ribu terimakasih atas terlaksananya kegiatan ini dan meminta maaf yang sebesar-besarnya ada kekurangan didalamnya.

Kemudian Sambutan dari Pembina Yayasan Fathul Bary mengucapkan terimakasih telah mengadakan acaran di Yayasan ini, semoga selalu diberkahi setiap langkanya. Beliau menerima kehadiran HIMA-ILHA dengan sangat gembira dan penuh harap agar kedepannya HIMA-ILHA lebih baik lagi.

Sambutan kedua dari Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Ilmu Hadis (HIMA-ILHA) menyampaikan bahwa kita harus selalu Berlomba-lomba dalam kebaikan apalagi dibulan Ramadhan yang sangat mulia ini.

Pada saat Sosialisasi Jurusan Ilmu Hadis, Kang Anton Ahyari selaku Demisioner HIMA-ILHA juga mengutarakan bahwa dalam mencari ilmu itu harus setinggi langit bahkan ada pepatah mengatakan Tuntulah ilmu sampai ke Negeri China. Kesuksesan yang mesti ditempuh ada 3 bagian yaitu Belajar, Menempuh Hasil yang kita capai, lalu do’a dan ikhtiar dari orang tua.

Rekannya, Teh Rima Khamila Wardani mengatakan bahwa perspektif negatif tentang perempuan harus dihapus. Buang jauh-jauh perspektif bahwa setinggi apapun pendidikan wanita toh nantinya bakalan di dapur, dikasur dan disumur. Pendidikan wanita itu harus tinggi agar dapat mengajarkan yang terbaik bagi anak-anaknya kelak karena ada pepatah mengatakan bahwa Ibu adalah Madrasah pertama bagi anak-anaknya.

Harapannya dengan diadakannya acara ini kita bisa mensyukuri apa yang kita miliki dan membagikan sedikit rezeki kepada orang-orang yang memerlukan. kita juga berharap dengan sosialiasi dalam acara ini dapat menumbuhkan rasa keingintahuan lebih dalam menuntut ilmu dengan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Selain itu harapan kami adalah agar Himpunan Mahasiswa Ilmu Hadis dapat berbaur dan dikenal oleh masyarakat setempat.


Asty Oktaviani
Editor : Umar Sharifudin
* Kabinet Adhigana
* Hubungan Komunikasi dan Informasi

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.