Cirebon, 24 Oktober 2019 | Himpunan Mahasiswa Ilmu Hadis (HIMA ILHA) telah melaksanakan puncak perayaan Dies Natalis ke 3 tahun 2019 bertempat di gedung Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Acara dimulai pada jam 8 disambut oleh Hadroh al-Hadis, dan penampilan kesenian dari mahasiswa-mahasiswa Ilmu Hadis.
Dalam sambutannya, Hj Anisatun Muthi’ah selaku ketua jurusan Ilmu Hadis mengapresiasi upaya mahasiswa ilmu hadis dalam merayakan hari lahir jurusan ilmu hadis. Puncak perayaan ini mengambil konsep seminar nasional, dengan menghadirkan narasumber Nasional, bahkan ulama masyur dalam isu feminisme (kewanitaan) adalah langkah yang tepat yang patut diapresiasi. Sebab sangat jarang ada jurusan yang baru tumbuh 3 tahun mampu mengundang narasumber Nasional.
Dalam kesempatan yang berbeda, Dr. Hajam M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah dalam sambutannya memberi motivasi kepada para peserta khususnya perempuan. Beliau mengungkapkan bahwa mahasiswa harus memiliki pendirian yang teguh, serupa dengan sufi yang masyur yakni Rabiah al-’Adawiyah, Rabiah al-‘Adawiyah adalah sosok perempuan yang sangat teguh pendirian, terkenal dengan konsep Mahabbahnya.
Kemudian beranjak pada acara berikutnya, yaitu santunan anak yatim. Menyantuni anak yatim adalah hal yang baik bahkan dikabarkan oleh Rasulullah dalam sabdanya, orang yang menyantuni anak yatim akan mendapatkan tempat yang dekat dengan Rasul SAW layaknya jari telunjuk dan jari tengah. Berangkat dari hadis tersebut HIMA ILHA kemudian mengekspresikan rasa syukur lahirnya jurusan ilmu hadis dengan memberi santunan terhadap anak yatim.
Berlanjut pada acara inti, Dr. KH. Husein Muhammad atau lebih akrab dipanggil Buya Husein memaparkan tentang tema besar puncak acara Dies Natalis Ilmu Hadis yaitu tentang “Memilih Jomblo”. Beliau menyampaikan bahwa jomblo bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Sebab banyak ulama pada masa dulu yang senang terhadap ilmu pengetahuan, disibukan dengan ilmu pengetahuan. Bahkan terlalu larut dalam kecintaan terhadap ilmu pengetahuan membuat mereka tidak sempat untuk menikah, bahkan sampai maut mendahuluinya.
Dalam seminar tersebut, peserta perempuan bertanya “Bagaimana cara menyikapi kejombloan?” yang kemudian dijawab oleh Buya Husein bahwa kita tidak boleh disibukan dengan status kita sebagai jomblo, sebaliknya kita harus memiliki kecintaan terhadap ilmu pengetahuan, atau sesuatu yang bermanfaat sebagaimana para ulama terdahulu larut dalam kecintaan menuntut ilmu.
Pada kesempatan yang berbeda seorang peserta bertanya, bahwa dalam alquran dinyatakan sesungguhnya laki-laki yang baik adalah untuk perempuan yang baik, begitu pula sebaliknya. Namun pada realitasnya, tidak sedikit yang memiliki pasangan yang kontradiksi dengan dalil al-Quran tersebut.
Buya Husein kemudian menjawab pada hakikatnya memang laki-laki yang baik adalah untuk perempuan yang baik, begitu pula sebaliknya. Namun, untuk mengambil tafsir dari ayat tersebut adalah jika memiliki pasangan yang tidak sesuai maka niatkan untuk ajang beribadah kepada Allah SWT, berjuang bersama pasangan, saling menasehati dan mengarahkan kepada kebaikan sebagai upaya untuk mendapatkan Ridha Allah SWT agar tercipta hubungan yang harmonis seperti yang disampaikan dalam al-Quran tesebut.
Buya juga mengingatkan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk, tulang rusuk itu hakikatnya melindungi hati, dan hati adalah sumber kehidupan.
Acara berlangsung dengan lancar, dilanjutkan pada sesi berikutnya yaitu pengumuman pemenang perlombaan pada Semarak Dies Natalis Ilmu Hadis 2019. Berikut Dokumentasinya :
|
Tidak ada komentar